Hari ini hari pertama umat muslim menjalankan ibadah puasa ramadhan. Aku mengamati gejala-gejala yang aku lihat di selayang pandang. Ada sesuatu yang berubah, ada sesuatu yang tidak sama. Terlihat orang-orang menjadi berat untuk melakukan aktifitas, berat untuk bekerja. Hari-hari yang biasanya ramai berla-lulangnya manusia membuat keramain disepanjang jalan Sekaran, terutama gang cempaka. Gang dimana aku bersarang untuk merencanakan misi masa depan.
Apakah puasa itu sebuah alasan?
Apakah puasa itu sebuah Modus?
Apakah puasa itu sebuah hambatan untuk kita melakukan kebiasaan rutin yang layaknya kita kerjanan setiap tahun, setiap bulan dalam setiap harinya?
Memang benar. Hari-hari ketika berpuasa terasa berat daripada hari-hari biasa. Aku saja yang biasanya rutin puasa senin-kamis juga merasakannya. Rasa lapar dan dahaga begitu menyiksa. Mungkin ini sebuah sugesti, atau mungkin juga ini sebuah tradisi.
Ada satu hal yang aku suka dari puasa.
Puasa bagiku adalah sebuah tantangan.
Puasa bagiku adalah sebuah latihan.
Puasa bagiku adalah sabuah terapi militer untuk melawan nafsu.
Bagiku orang yang paling hebat di dunia adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya. Yang aku tau nafsu itu ada tiga, nafsu makan, nafsu amarah, dan nafsu birahi. Ketiga nafsu itu seringkali membuat kehancuran di masyarakat, di jagad pewayangan, dan juga di dunia persilatan politik ekonomi saat ini.
Kalau kita amati banyak sekali banyak sekali gejala-gejala kehidupan negatif yang disebabkan oleh ketiga hal itu. Orang yang kelaparan saja bisa menjadi masalah. Perampokan, pencurian, pencopetan, penipuan, sampai korupsi. Itu hanya disebabkan karena seonggok perut. Belum lagi nafsu amarah kita yang tak terkontrol. Hanya karena senggolan penonton konser berkelahi. Hanya karena perkataan yang belum jelas, seorang suami tegam membunuh istrinya. Hanya karena diledekin para pemuda mau-maunya saling bunuh. Belum lagi dengan nafsu birahi, nafsu biologis yang sulit dikendalikan. Banyak pemerkosaan, banyak pencabulan, perselingkuhan, perzinaan, termasuk pendokumentasian prosesi seksologis.
Sekarang coba bayangkan apabila 80% masyarakat didunia tidak bisa menghandel ketiga hal itu, akan dijadikan apa dunia ini. Untuk menangani semua itu memang tidak mudah. Apalagi dengan manusia yang sebanyak itu, pribadi masing-masing dengan pemikirannya sendiri-sendiri. Sangat sulit. Tapi apa salahnya jika kita mau berusaha. Kita menjadi ‘Avatar’ untuk diri kita masing-masing. Kita akan bisa mengendalikan nafsu amarah, makan, dan juga birahi. Kita akan menjadi orang yang super.
Orang yang tenang itu bisa lebih dewasa.
Orang yang tenang itu lebih bisa berpikir dengan jernih.
Orang yang berpikir itu bisa lebih bijaksana dalam menghadapi permasalahan.
Bagiku, puasa adalah satu cara untuk mengendalikan semua ini. Makanya dari lebih setengah tahun yang lalu sudah aku biasakan puasa senin-kamis. Aku ingin menjadi orang yang tenang. Orang yang tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Orang yang bisa berpikir dengan jernih.
Puasa itu sangat bermanfaat, selain untuk kesehatan juga untuk melatih mental. Sementara ini tantangan yang paling sulit aku kendalikan adalah nafsu amarah. Mengatur temperamen sangat sulit bagiku.
Kalu kamu yang mana?
Ayo Puasa!!!!
Sahur…… sahur…………………………..1234567x
Browse » Home »
Selayang Pandang
» Fenomena Nafsu
11 Agustus 2010
Fenomena Nafsu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar